Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya Probabilitas Klasik (classical probability), Probabilitas Bayes (Bayesian probability), teori fuzzy Zadeh (Zadeh’s fuzzy theory) dan faktor kepastian (Certainty Factor).
Metode Certainty Factor
Definisi menurut David McAllister, Certainty Factor adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosis sesuatu yang belum pasti.
Ketidak pastian ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti. Contoh paling mudah dari penggunaan metode ini adalah pada kasus penentuan penyakit dengan gejala-gejala yang sudah ditentukan. Aturan yang tidak pasti pada kasus ini adalah aturan gejala-gejala yang ditentukan untuk suatu penyakit.
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty Factor didefinisikan sebagai persamaan berikut :
CF (H, E) = MB (H, E) – MD (H, E)
- CF (H, E) : Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1. Nilai -1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.
- MB (H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
- MD (H, E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
Bentuk dasar rumus Certainty Factor, adalah sebuah aturan JIKA E MAKA H seperti ditunjukkan oleh persamaan 2 berikut :
CF (H, e) = CF (E, e) * CF (H, E)
Dimana :
Dimana :
- CF (H, e) : certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e.
- CF (E, e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e.
- CF (H, E) : certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF(E, e) = 1.
Jika semua evidence pada antecedent diketahui dengan pasti maka persamaannya akan menjadi :
CF (E, e) = CF (H, E)
Metode Certainty Factors ini hanya bisa mengolah 2 bobot dalam sekali perhitungan. Untuk bobot yang lebih dari 2 banyaknya, untuk melakukan perhitungan tidak terjadi masalah apabila bobot yang dihitung teracak, artinya tidak ada aturan untuk mengkombinasikan bobotnya, karena untuk kombinasi seperti apapun hasilnya akan tetap sama. Untuk mengetahui apakah seorang pasien tersebut menderita penyakit jantung atau tidak, itu dilihat dari hasil perhitungan bobot setelah semua keluhankeluhan diinputkan dan semua bobot dihitung dengan menggunakan metode certainty factors. Pasien yang divonis mengidap penyakit jantung adalah pasien yang memiliki bobot mendekati +1 dengan keluhan-keluhan yang dimiliki mengarah kepada penyakit jantung. Sedangkan pasien yang mempunyai bobot mendekati -1 adalah pasien yang dianggap tidak mengidap penyakit jantung, serta pasien yang memiliki bobot sama dengan 0 diagnosisnya tidak diketahui atau unknown atau bisa disebut dengan netral.
Penerapan CF pada studi kasus diagnosa penyakit sapi dengan metode Certainty Factor
Cara Pengerjaan
Pengguna konsultasi diberi pilihan jawaban yang masing-masing bobotnya sebagai berikut :
No Keterangan Nilai User
1 Tidak 0
2 Tidak tahu 0,2
3 Sedikit yakin 0,4
4 Cukup yakin 0,6
5 Yakin 0,8
6 Sangat yakin 1
Contoh CF pada diagnosa Brucellosis
IF Demam Tinggi
AND Badan Lemah
AND Turun Berat Badan
AND Mengalami Aborsi
THEN Brucellosis
Langkah pertama adalah pemecahan rule dengan premis (ciri) majemuk menjadi rule dengan premis (ciri) tunggal, seperti contoh berikut ini :
IF Demam Tinggi THEN Brucellosis
IF Badan Lemah THEN Brucellosis
IF Turun Berat Badan THEN Brucellosis
IF Mengalami Aborsi THEN Brucellosis
Menentukan nilai CF pakar untuk masing-masing premis (ciri)
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan CF user, misalkan user memilih jawaban sebagai berikut :
Rule - rule yang baru tersebut kemudian dihitung nilai CF pakar dengan CF user menggunakan persamaan1 Tidak 0
2 Tidak tahu 0,2
3 Sedikit yakin 0,4
4 Cukup yakin 0,6
5 Yakin 0,8
6 Sangat yakin 1
Contoh CF pada diagnosa Brucellosis
IF Demam Tinggi
AND Badan Lemah
AND Turun Berat Badan
AND Mengalami Aborsi
THEN Brucellosis
Langkah pertama adalah pemecahan rule dengan premis (ciri) majemuk menjadi rule dengan premis (ciri) tunggal, seperti contoh berikut ini :
IF Demam Tinggi THEN Brucellosis
IF Badan Lemah THEN Brucellosis
IF Turun Berat Badan THEN Brucellosis
IF Mengalami Aborsi THEN Brucellosis
Menentukan nilai CF pakar untuk masing-masing premis (ciri)
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan CF user, misalkan user memilih jawaban sebagai berikut :
CF(H,E) = CF(E)*CF(rule)
= CF(user)*CF(pakar)
Langkah yang terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masing masing rul Kombinasikan CF 1 sampai CF 4 dengan persamaan
CFCOMBINE(CF1,CF2) = CF1+ CF2* (1 - CF1)
CFCOMBINE (CF1,CF2) = 0,2 + 0,32 * (1 - 0,2)
= 0,2 + 0,25
= 0,45 CFold
CFCOMBINE (CFold,CF3) = 0,45 + 0,6 * (1 - 0,45)
= 0,45 + 0,33
= 0,78 CFold
CFCOMBINE (CFold,CF4) = 0,78 + 0,4 * (1 - 0,78)
= 0,78 + 0,08
= 0,86 CFold
Prosentase keyakinan = CFCOMBINE * 100 % => 0,86 x100% = 86 %
Kesimpulan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perhitungan certainty factor yang dilakukan pada jenis penyakit BRUCELLOSIS memiliki tingkat keyakinan sistem 86%.
Sumber Contoh Kasus : http://ariecandra02.blogspot.com/2017/05/sistem-pakar-penyelesaian-metode_64.html
0 comments:
Post a Comment