Pengertian Forward Chaining
Dalam membangun sistem pakar, maka diperlukan suatu metode penelusuran dan membantu untuk mementukan hasil dari sebuah hipotesa, pada kali metode yang akan kita bahas adalah Metode Penelusuran Forward Chaining berikut penjelasannya :
Chain (rantai) : perkalian inferensi yang menghubung-kan suatu permasalahan dengan solusinya. Forward Chaining : Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusi. Penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. Atau secara umumnya Forward Chaining merupakan sebuah metode inferensi yang dapat digambarkan secara logis sebagai aplikasi berulang dari modus ponens. Forward chaining adalah strategi implementasi yang populer untuk sistem pakar, sistem aturan bisnis dan produksi. Forward chaining dimulai dengan data driven. Artinya pada Forward Chaining semua data dan aturan akan ditelusuri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Cara Kerja Forward Chaining
Berikut ini adalah cara kerja forward chaining system :- Sistem dipresentasikan dengan satu atau lebih dari kondisi.
- Untuk setiap kondisi sistem akan mencari rule pada knowledge base untuk rule tersebut yang cocok dengan kondisi pada bagian IF.
- Setiap rule dapat merubah suatu kondisi baru dari konklusi dari bagian THEN. Kondisi baru ini selanjutnya akan ditambahkan. Ada beberapa kondisi yang telah ditambahkan pada sistem akan diproses. Jika ada suatu kondisi, maka sistem akan kembali pada langkah ke-2 dan akanmencari rule pada knowledge base lagi.Jika tidak ada kondisi baru lagi, makasesi ini akan berakhir.
Karakteristik Forward
- Perencanaan, monitoring, control.
- Disajkan untuk masa depan.
- Antecedent ke konsekuen.
- Data memandu, penalaran dari bawah ke atas.
- Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi apa yang mengikuti fakta.
Rule Atau Aturan
Pada metode Forward Chaining terdapat 10 Rule atau aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu :
R-1
|
if A and B then C
|
R-2
|
if C then D
|
R-3
|
if A and E then F
|
R-4
|
if A then G
|
R-5
|
if F and G then D
|
R-6
|
if G and E then H
|
R-7
|
if C and H then I
|
R-8
|
if I and A then J
|
R-9
|
if G then J
|
R-10
|
if J then K
|
Fakta awal yang diberikan hanya : A & E (yaitu berarti A dan F bernilai benar). Hipotesanya adalah apakah K bernilai benar ? Untuk itu dilakukan langkah-langkah inferensia sebagai berikut :
- Start dari R-1, A merupakan fakta sehingga bernilai benar, sedangkan B Belum diketahui kebenarannya, sehingga C pun belum diketahui kebenarannya. Oleh karena itu pada R-1 kita tidak mendapatkan informasi apapun. Sehingga kita menuju ke R-2.
- Pada R-2, juga sama kita tidak dapat memastikan kebenaran D karena C belumdiketahui apakah benar atau salah sehingga kita tidak mendapatkan informasiapapun , sehingga kita menuju ke R-3.
- Pada R-3, A dan E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian F sebagai konsekuensi juga benar. Dari sini kita mendapat fakta baru yaitu F,tetapi karena F bukan hipotesa maka langkah diteruskan ke R-4.
- Pada R-4, A adalah fakta berarti jelas benar, sehingga G sebagai konsekuen juga benar. Jadi terdapat fakta baru yaitu G, tetapi G bukan hipotesa sehingga langkah diteruskan ke R-5.
- Pada R-5, F dan G benar berdasarkan aturan R-3 dan R-4, sehingga D sebagai konsekuen juga benar. Terdapat fakta baru yaitu D, tetapi D bukan hipotesa sehingga diteruskan ke R-6.
- Pada R-6, E dan G benar berdasarkan fakta dan R-4, maka H benar. Sehingga terdapat fakta baru yaitu H, tetapi H bukan hipotesa, sehingga diteruskan keR-7.
- Pada R-7, karena C belum diketahui, maka I juga belum dapat diketahui kebenarannya, sehingga kita tidak mendapatkan informasi apapun. Diteruskanke R-8.
- Pada R-8, meskipun A benar karena fakta tetapi I belum diketahui, sehingga J juga belum dapat diketahui kebenarannya. Diteruskan ke R-9.
- Pada R-9, G benar menurut R-4, sehingga konsekuennya J juga benar, tetapi J bukan hipotesa, maka diteruskan ke R-10.
- Pada R-10, K benar karena J benar menurut R-9. Karena K merupakan hipotesa yang dibuktikan maka selesai.
0 comments:
Post a Comment